Thursday, 4 February 2016

Ketika hidup tak sesempurna yang kita ingin.

Jika hidup tak sesempurna yang kita ingin.

2/4/16
19:42

Ya Allah, salahkah jika masih menangis setiap kali hamba menghadap dan meminta kepadaMu ?



Iseng iseng saya nulis ini.
Jika bosan, maka pergilah.


Sudah 25 hari, iyakah?


Saya gak lagi berdoa disini, hanya sebatas menulis. Saya sedang sendirian gak ada yang harus dikerjakan.

Yang ingin saya tulis bukan mengenai apa yang sudah terjadi, namun lebih kepada apa yang sudah menjadi pelajaran bagi saya.


Awal desember 2015, saya pernah memposting tulisan  yang isinya tentang seseorang yang saya cintai.

Awal Januari 2016, seseorang yang saya cintai itu pergi untuk selamanya meninggalkan saya.
Salahkah jika saya merasakan sesak, setiap kali orang lain bertanya atau sekedar mengucap belasungkawa ?


Hari ini malam jumat ke-3 yang kami isi dengan doa untuknya.

Tapi saya tidak sedang dirumah, tidak bisa datang menyapa esok hari, ditempat tidur terakhirnya untuk sekedar menyiramkan air doa diatas nisannya.

Saya punya janji untuk lebih baik, tidak terpengaruh oleh mereka yang menertawakan saya atau bahkan sedang berbisik tentang saya dan keluarga dengan sedikit bumbu kepada yang lain. Sungguh saya tidak peduli.


Tahukah kalian ?

saya masih seorang anak perempuan kecil manja untuknya.

Namun dalam sekejap pandangan saya berubah, adakah yang masih menganggap saya sebagai sosok perempuan kecil manja miliknya ? mungkin sudah tidak.


Pelajaran selalu saya dapat setiap harinya, entah dari siapapun itu.
Bahkan dari orang-orang yang tidak saya kenal.

Rasa kehilangan mungkin selalu ada, tapi tidak untuk menjadi lemah karenanya.

Seumur hidup saya, ini pertama kalinya saya benar-benar merasa kehilangan amat sangat kehilangan. Orang terdekat saya, sosok pelindung bagi saya, titik nol saya, seorang guru hidup bagi saya, pria pertama yang membuat saya jatuh hati, bahkan saya tidak pernah sanggup untuk marah apalagi benci padanya.

Maka bayangkan ketika itu semua harus hilang.



Ketika beliau pergi, saya tidak punya pelindung lagi, tidak ada guru lagi, tidak ada yang rela membela saya mati-matian lagi. Namun bukankah tidak  hanya saya yang mengalami ini semua ? kita semua akan pergi meninggalkan orang yang kita cintai maupun yang mencitai.

Maka saya sadar beliau tidak pergi, beliau justru lebih cepat sampai di dunia yang abadi. Bukankah kita sudah punya kontrak hidup sebelum diturunkan dibumi ?

Kita mungkin lupa dengan isi kontraknya, tapi tidak dengan Allah.

Bapak sudah sepakat untuk pergi meninggalkan kami dihari itu. Artinya beliau percaya saya dan keluarga sudah kuat dan sanggup ditinggalkannya. Dan “ hey pak, neng udah jadi beneran kuat kan sekarang ?” seenggaknya saya gak terlihat cengeng didepan mereka.

Untuk saya dan kalian, maka nikmatilah waktu kalian selagi masih belum habis kontrak. Perbaiki yang belum benar. Sayangi mereka sebelum mereka pergi atau justru kita yang duluan pergi. Karena sungguh betapa menyesalnya saya tidak bisa menemani beliau saat menemui ajalnya. Tapi saya tau ini sudah menjadi bagian dari rencanaNya.


Terimakasih sudah baca, sekali lagi saya tidak sedang ingin dilirik, dikasihani, atau membanggakan diri. Saya hanya mencurahkan apa yang saya rasa. Hanya itu jangan salah faham.

No comments:

Post a Comment

SURAT 1 UNTUK "LISNA VER. BANDUNG"KU

20 Maret 2018  14:27 WIB Hari ini seminggu mm bukan, 6 hari lebih tepatnya sebelum aku resmi bukan lagi penghuni kosan ini. ...