Wednesday, 30 March 2016

Dua pasang mata minggu ini

30 Maret 2016
22:51

Selamat malam, saya lagi rajin ngepost nih. Ada dorongan konyol dari dua orang yang akhir-akhir ini memenuhi malam-malam saya.

Dua karakter berbeda yang saya kenal. Dua manusia berlainan jenis kelamin. Dua pribadi yang gak ada matinya buat ngomongin hal gak penting. Dengan masing-masing sepasang mata yang saya sukai. Mereka entahlah apa. Yang jelas, saya nyaman dengan apa yang sedang saya hadapi setiap malamnya. Dengan kegaduhan tiga suara cempreng saling ledek gak berhenti.

Biar adil, saya kasih julukan untuk mereka, sebuah kata sederhana yang hidup penuh arti. Saya yakin dengan apa yang saya tulis. Sahabat. Semoga tidak berubah.

Malam ini, saya tujukan untuk dua orang yang sudah dipastikan bakal baca tulisan saya.

Hubungan kami sangat rumit, bahkan baru kemarin saya curhat sama Adita tentang kami.

Kami sebenarnya tidak hanya ber-tiga, ada ber-sembilan. Namun, tidak semuanya bisa saya gambarkan disini. Sudah saya bilang, lebih baik tidak jelas. Daripada saya perjelas tapi ujungnya semakin gak jelas. Biar begini. Dua orang yang rela saya ambil jiwanya kesini. Bahkan mereka usul sendiri.


Yang satu ini, indahnya luar biasa. Saya yakin, dia bagian dari baik hatinya penghuni Bumi.
Saya kenal dia dengan sapaan tidak sengaja. Lalu berlanjut didalam kelas. Dan masih setia sampai diluar kelas. Bahkan, saya ajak dia main dipekarangan sendu saya kalo lagi galau.

Dia. Sahabat perempuan yang saya kenal 2 tahun terakhir, dengan kepolosan yang saya kagumi.
Secara bertahap saya mengenal sifatnya. 2 kali saya jadi saksi pertambahan umurnya namun saya simpulkan dia masih tetap dia. Tidak berubah. Bukan hanya saja pribadinya yang kekanakan. Namun, Ada hal yang saya sukai, dan masih tidak berubah. Sebuah cara. Cara dia menanggapi, memahami, dan merespon saya selalu sama dengan apa yang saya duga.

Saya tau benar, hidupnya tidak hanya apa yang saya rekam. Saya juga tidak berani bilang kalau dia sempurna atau kurang dibawah kurang. Yang pasti, apapun yang dia rasa. Apapun yang dia hadapi. Saya senang bisa menjadi bagian yang ada di pihaknya. Saya beruntung kenal dia. Anak manusia yang hidup dengan didampingi penuh cerita fiksi yang selalu disambut bahagia olehnya. Anak manusia yang ceria walau saya tahu, ada sendu disana.

Terimakasih untuk kamu. N. yang betah kenal sama saya.


Beberapa menit yang lalu, saya jeda buat sekedar baca tulisan dari orang yang akan saya ceritakan selanjutnya.

Selalu ada rasa haru setiap saya baca tulisan seseorang tentang saya. Saya emang gini. Cengeng.

Dia, adalah pandangan baru saya terhadap sosok laki-laki. Sering saya bilang dalam hati “oh cowok bisa gitu juga ya?”. jangan khawatir, dia laki-laki tulen.

Bisa dibilang saya baru-baru ini lebih dekat denganya. Dulunya hanya sebatas kenal, berteman. Sudah.

Sayangnya, hidup memang selalu seenaknya merubah teman menjadi sosok yang lain. Membalikan mitos menjadi fakta. Dan faktanya saya bersahabat dengannya.

Sifatnya seperti kebanyakan pria. Selalu ingin menjadi pelindung. Saya bilang kebayakan yaaa. Hmm.

saya sendiri kehabisan kata-kata kalo ngomongin sifatnya. Saya rasa dia amat sangat umum dengan pria lainya. Tapi selalu ada tapi. Biar seru.
Yang satu ini, punya banyak senyum. Punya banyak canda. Dan gak lupa dia punya banyak impian kecil hingga sampai impian terbesarnya. Bahkan, yang bikin saya heran. Meskipun selalu menjadi wacana, semangat untuk mengungkapkan apa yang dia ingin selalu statis diatas.

Kadang saya dibuat senyum sendiri liat tingkahnya. “ kamu, sudah beruntung dengan hidupmu. Jalani. Syukuri. Dan nikmati”. Banyak hal yang saya pelajari dengan mengenal pribadinya. Saya belajar tanggungjawab besar dengan apa yang saya jalani sekarang dari dia. Dia yang selalu berusaha, walau saya yakin sedang kelelahan. Gak banyak yang saya tahu tentang hidupnya. Hanya sebatas cerita keluarga,masalalu,dan masa depan. Tapi saya beruntung ada dia di cerita persahabatan saya.

Untuk dia :

Saya yakin kamu pasti bisa jadi “seseorang”. Tidak perlu ada yang dirubah. Hanya saja saya pesan “tolong dengar yang lain”. Kamu hebat jika sisi itu kamu tambah. Sudah hebat.

Terimakasih juga untuk kamu. R. yang kayaknya mulai betah sama kebosanan saya.


Ahhh, beginilah. Ada saatnya saya menjadi kekanakan seperti ini. Menulis apa yang saya rasa. seperti anak SMP yang baru dapat cinta. Semoga masih ada manfaatnya. Terimakasih sudah baca.

Kencur yang Pengecut



29 Maret 2016
23:44

Yang saya pikirkan sekarang adalah gelisah.
Gelisah yang saya gak tau apa sebabnya.

Boleh saya cerita ulang tentang hidup saya ?
Itung-itung upgrade yaaa.

Nama saya Lisna Listiahwati Buntoro, umur 20 tahun. Gak kerasa ya?
Hidup saya tidak lebih baik atau bahkan lebih baik dari kalian. Namun, ada beberapa hal terbaik dalam hidup saya.

Saat ini, saya punya beberapa hal terbaik yang sedang hangat dalam hidup saya. Keluarga, persahabatan, dan masa depan impian saya.
Jika ingin berpikir positif, maka boleh dibilang saya beruntung sekali. Kenapa ?

Jawabanya ya harus iya.


Saya punya ibu yang kuat.
Saya punya dua orang adik.
Saya punya bapak yang hebat.
Saya punya sahabat.
Saya punya teman.
Saya punya kenalan.
Saya punya pembenci. Mungkin.
Yang saya banggakan, saya punya mereka.

Dulu, saya sering menceritakan satu-persatu dari mereka. Sekarang, saya tidak mau lagi.

Ada beban saat saya menyebutkan sebuah nama. Terbukti, ada beberapa nama yang dulu saya sebut sahabat. Tapi ternyata saya keliru.

Saya serasa waswas takut ditipu lagi. Ditipu bukan sama orangnya, tapi hati saya. Hati saya yang mundur pelan-pelan, menggeleng dalam diam lalu bilang “bukan dia”. 

Akhir-akhir ini muncul beberapa permainan baru dalam otak saya. Permainan untuk menjadi hidup walau bukan dihidup saya. Menjadi munafik adalah tujuannya.

Saya tidak bermain sendiri, ada banyak tokoh yang saya temui. Bahkan saya sendiri merangkap peran ganda atau lebih ?. saya gak tau pastinya berapa.

Yang jelas saya nikmati semuanya. Boleh dibilang saya sendiri gak paham sedang apa saya sekarang ?. lalu detik berikutnya saya ikut lagi dengan alur yang sama.
Hebat. Saya kembali ditipu.

Tapi lagi, biar gak bosan saya kasih tapi.
Hati bukan penipu yang gigih. Kamu. Hati. Kamu kalah sama saya akhirnya. 

Saya jujur dengan tulus.

Saya sayang, saya benci, saya rindu, saya sedih, saya gelisah, saya bohong, saya sakit, saya senang, saya bahagia, lalu kembali kepada cinta.

Saya cinta dengan hidup yang saya punya. Seburuk apapun prosesnya. Saya yakin masih ada teka-teki seru didalamnya. Masih ada milyaran rahasia milik-Nya. Lalu, ijinkan saya untuk antusias menyambutnya.

Saya manusia kencur yang pengecut. Saya ingin bahagia dengan mencintai prosesnya. Semoga.

Terimakasih sudah baca. 

SURAT 1 UNTUK "LISNA VER. BANDUNG"KU

20 Maret 2018  14:27 WIB Hari ini seminggu mm bukan, 6 hari lebih tepatnya sebelum aku resmi bukan lagi penghuni kosan ini. ...